Kamis, 05 Desember 2013

Pesona Sastra Kisah-Kisah Al-Quran (3)

Toshihiko Izutsu adalah penerjemah pertama Al-Quran ke dalam bahasa Jepang. Islamolog asal Jepang ini lahir pada 1914 dan meninggal dunia pada 1993. Selama masa hidupnya, ia banyak menulis puluhan buku dan makalah untuk memperkenalkan budaya dan peradaban Islam dan Iran kepada dunia. Studi keislaman Izutsu terfokus pada tiga ranah utama, yaitu filsafat, irfan atau tasawuf dan Al-Quran. Buku Ethico-Religious Concepts in the Quran (1966) dan God and Man in the Koran (1980).
Izutsu berkeyakinan, seluruh bagian Al-Quran, terutama pada bagian yang mengandung cerita selalu menghasilkan pelajaran etika dan moral yang penting. Studi Al-Quran islamolog asal Jepang ini berupaya menemukan konstruk hubungan antara Tuhan, manusia, dan konsepsi moral. Karena itu, cerita dan rangkaian kalimat Al-Quran memiliki peran signifikan dalam masalah ini.
Di mata Izutsu, estetika yang terpatri dalam Al-Quran merupakan suatu keniscayaan yang tidak hanya terungkap lewat bangunan cerita Al-Quran. Tapi juga pada aplikasi kosakata dan kalimat Al-Quran. Ia meyakini, kalimat-kalimat Al-Quran seperti untaian butiran tasbih yang berupaya menyampaikan suatu konsep dan makna tertentu. Hubungan maknawi itu terungkap lebih jelas dalam kisah-kisah Al-Quran ketimbang tema-tema Al-Quran lainnya. Tidak hanya itu saja, kisah-kisah Al-Quran itu juga menampakkan betapa piawai dan indahnya Al-Quran dalam bertutur.
Allah swt dalam surat Yusuf ayat 3 menuturkan kisah yang sangat mengagumkan. Ia berfirman, "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui".
Dalam seri ketiga kali ini, kami akan kaji beberapa unsur cerita dalam kisah terindah Al-Quran, yaitu kisah Nabi Yusuf. Surat Yusuf memiliki 111 ayat. Tiga ayat pertama dan 10 ayat terakhirnya bukan merupakan ayat-ayat yang mengandung penceritaan. Kisah Nabi Yusuf merupakan cerita yang sangat penting di mata Al-Quran karena di dalamnya banyak mengandung beragam peristiwa yang menarik dan pelajaran penting. Daya tarik utama kisah Nabi Yusuf ini terletak pada perjalanan kisah asmara antara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Selain itu, naluri dengki yang tergambar di sela-sela kisah Nabi Yusuf merupakan juga unsur utama cerita yang memainkan peranan penting. Sebab, kisah Nabi Yusuf dimulai dari rasa dengki dan iri saudara-saudara Nabi Yusuf.
Kisah Nabi Yusuf di dalam Al-Quran berangkat dari sebuah mimpi. Yusuf menceritakan mimpi yang ia lihat kepada ayahnya. Dalam mimpinya itu, Yusuf melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya. Ayahnya berpesan pada Yusuf supaya tidak menceritakan mimpi itu pada saudara-saudaranya. Sebab, mungkin saja setan akan memanfaatkannya.
Mimpi dalam dunia cerita merupakan unsur penting yang cukup berpengaruh dan banyak digunakan dalam teknik bercerita. Mimpi dianggap sebagai hal yang memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan salah satu aktifitas alam bawah sadar manusia. Mimpi bukan hanya menjadi sumber tema bagi para penulis cerita. Para psikolog modern pun, juga banyak memberikan perhatian terhadap masalah tafsir dan analisa mimpi.
Salah satu fragmen kisah Nabi Yusuf juga bertumpu dari mimpi. Dan peristiwa demi peristiwa pun berjalan hingga mimpi Nabi Yusuf pun menjadi kenyataan. Beberapa mimpi sejumlah tokoh dalam kisah Nabi Yusuf ini bahkan diceritakan Al-Quran dengan panjang lebar. Mimpi-mimpi itu seakan hendak mengejar suatu dimensi artistik dalam bercerita yang menjadikan realisasi impian manusia sebagai untaian mata rantai cerita.
Cerita lantas dilanjutkan dengan peristiwa dimasukkannya Yusuf ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Lantas Yusuf pun diselamatkan oleh sebuah karavan dan ia pun di bawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak. Cerita lantas berlanjut dengan kisah Zulaikha, istri penguasa Mesir yang jatuh cinta kepada Yusuf dan berniat selingkuh. Namun, Yusuf pun akhirnya dijebloskan ke penjara lantaran menolak keinginan Zulaikha. Saat di penjara, Yusuf berhasil menafsirkan mimpi dua orang tahanan menjadi kenyataan. Yusuf bahkan mampu menafsirkan mimpi Raja Mesir dengan benar, sehingga ia pun lantas dibebaskan dari penjara. Putra kesayangan Nabi Yakub itu pun lantas diangkat sebagai perdana menteri Mesir. Ia pun memaafkan kesalahan saudara-saudaranya dan mengundang kedua orang tuanya untuk datang ke Mesir. Kisah mengagumkan ini akhirnya ditutup dengan pesan moral supaya kita semua menjadikan kisah Nabi Yusuf dan umat-umat terdahulu sebagai ibrah atau bahan pelajaran.
Dari sisi struktur, kisah Nabi Yusuf dibangun dengan arsitektur yang begitu indah dan menawan. Rangkaian peristiwa yang terkandung pun tertata begitu apik dan saling bertautan. Terkadang kejadian yang ada dikisahkan secara berurutan dan terkadang saling terpisah lantas tersambung kembali dalam satu muara.
Secara umum, setiap cerita berputar pada sebuah tema atau satu pesan utama pemikiran. Untuk memaparkan tema utama cerita itu juga diperlukan anasir lainnya. Sedangkan dalam kisah Nabi Yusuf, pesan utamanya adalah penegasan bahwa Allah swt tidak akan pernah membiarkan sendirian hamba-hambanya yang beriman di sepanjang hidupnya. Allah swt akan senantiasa memandu dan membantu mereka dalam setiap kesulitan. Yusuf dalam kisah ini menjadi pahlawan lantaran telah berhasil meraih kesempurnaan manusia. Selama masa perjalanan hidupnya, Nabi Yusuf senantiasa memilih nilai-nilai luhur ketimbang kenikmatan sesaat. Sikap mulia itulah yang membuat kisah Nabi Yusuf menjadi begitu menarik dan memikat.
Selain menyampaikan pesan utama cerita, kisah Nabi Yusuf as juga menyinggung masalah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti, permusuhan nyata antara setan dan manusia, akibat pahit yang menimpa para penipu oleh ulahnya sendiri, perhatian Allah yang selalu menjaga hamba-hambanya, tidak putus asa terhadap Allah swt dan kegagalan para penzalim.
Dalam cerita biasanya pemikiran dan perilaku tokoh utama bertentangan dengan tokoh lain. Kisah Nabi Yusuf ini memiliki setidaknya tiga konflik utama, yaitu: konflik antar sesama manusia, manusia dengan alam sekitar, dan manusia dengan dorongan hawa nafsunya.
Salah satu konflik paling menarik dalam kisah Nabi Yusuf adalah pertentangan antara Yusuf dan Zulaikha. Istri penguasa Mesir itu menggoda Yusuf untuk berselingkuh, namun godaan itu ditolaknya. Konflik itu lantas meluas hingga memunculkan rangkaian peristiwa lain yang membuat kisah menjadi kian memikat.
Penceritaan karakter tokoh dalam cerita juga memiliki peranan penting dalam menciptakan cerita yang memukau. Upaya itu dapat dilakukan lewat dialog ataupun penceritaan perilaku tokoh. Nabi Yusuf merupakan tokoh utama dan seluruh peristiwa senantiasa berpusat padanya. Ia digambarkan sebagai seorang yang beriman, teguh dalam pendirian, bijak, tidak mudah tergoda oleh rayuan setan dan seluruh upayanya selalu ditujukan untuk meraih ridho ilahi serta selalu merealisasikan kemampuannya dengan seindah dan semampu mungkin.
Dalam kisah Nabi Yusuf ini, ada tiga jenis tokoh. Pertama, mereka yang sejalan dengan pemikiran Nabi Yusuf, seperti ayahnya dan saudaranya, Benyamin. Kedua, orang-orang yang menentang Nabi Yusuf, seperti saudara-saudara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Dan ketiga adalah para tokoh pembantu seperti para tahanan dan perempuan Mesir.
Unsur dialog juga memiliki peran mendasar dalam menyuguhkan cerita yang menarik. Terkadang dialog itu ditampilkan secara eksternal seperti percakapan antara para tokoh ataupun dialog internal seperti ilham ilahi yang terbersit ke dalam hati Nabi Yusuf dan tergambar dalam doa-doa Nabi Yusuf kepada Allah swt.
Dari sisi alur cerita, kisah Nabi Yusuf berjalan secara progresif. Dengan artian bahwa, titik awal, pertengahan dan akhir cerita tergambar jelas. Kisah Nabi Yusuf ini lantas berakhir dengan pesan Allah swt dalam surat Yusuf ayat 109, yang artinya: "Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul) dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?" (IRIB)

Pesona Sastra Kisah-Kisah Al-Quran (2)

Sebagaimana yang telah kami tegaskan dalam pembahasan sebelumnya, Al-Quran bukan buku cerita tapi merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup. Karena itu, apa yang terkandung di dalam Al-Quran merupakan sehimpun ajaran yang membimbing manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Quran menggunakan pelbagai metode dalam mengungkapkan ajarannnya. Format cerita merupakan salah satu metode yang digunakan. Dalam beragam ayatnya, Al-Quran menyebutkan alasan penukilan kisah hidup para nabi. Sebagai misal, dalam ayat 120 surat Hud dinyatakan, "Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman".
Berdasarkan ayat tadi, salah satu alasan diceritakannya kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu supaya hal itu dijadikan ibrah atau pelajaran. Sebagaimana yang juga ditegaskan dalam surat Yusuf, ayat 111 yang menyatakan bahwa kisah-kisah anbiya merupakan bahan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir. Sejatinya pengungkapan kisah umat-umat terdahulu dalam Al-Quran merupakan sebentuk peringatan bagi sekalian manusia. Dengan mempelajari kisah mereka, umat manusia diharapkan bisa mengambil pelajaran dari beragam faktor yang membuat umat terdahulu menjadi gagal ataupun berhasil serta jangan sampai mengulang kembali pengalaman pahit mereka.
Mufasir Al-Quran dan ulama besar asal Mesir, Sayid Qutub menemukan suatu metode penelitian sastra Al-Quran. Ia juga memiliki banyak karya penting di bidang struktur sastrawi Al-Quran. Menurutnya, penciptaan seni merupakan salah satu metode yang diterapkan Al-Quran dengan begitu menakjubkan. Mengenai hal ini, Sayid Qutub menjelaskan, "Al-Quran mengambarkan dan menjelaskan pelbagai peristiwa, kejadian, dan cerita sedemikian rupa sehingga membuat sang pembaca dan pendengarnya seakan-akan merasakan hidup di dalamnya. Kisah-kisah Al-Quran memiliki gerakan dan dinamika khusus. Jika kita tambahkan dialog dalam kisah-kisahnya, maka seluruh anasir imajinatifnya bakal tampak. Sehingga pertunjukan pun dimulai, dan para pembaca ayat-ayat Al-Quran seakan tengah menyaksikan langsung sebuah peristiwa. Sampai-sampai mereka pun terbawa hanyut ke dalam peristiwa itu yang telah terjadi berabad-abad lalu. Inovasi penggambaran dan dinamika cerita dalam ayat-ayat Al-Quran terkadang diungkap sedemikian rupa seakan-akan hal itu pun bakal terjadi di masa mendatang".
Kisah Nabi Sulaiman as dalam surat An-Naml merupakan kisah yang menakjubkan. Kisah ini memuat pelbagai faktor yang membuat setiap pembaca menjadi terpukau dan menikmati alunan ceritanya. Kisah ini juga mengangkat beragam tokoh yang bukan saja terbatas pada manusia. Namun juga mengusung tokoh lain seperti jin dan binatang lantas dikemas sedemikian rupa hingga hubungan antar tokoh pun terceritakan begitu apik.
Kisah Nabi Sulaiman dari sisi peristiwa dan latar cerita mengisahkan kejadian yang sangat langka seperti dialog dengan burung-burung ataupun kejadian biasa semacam ketaatan terhadap penguasa. Meski demikian kisah ini juga menyuguhkan latar cerita yang sangat indah dan memukau. Setiap karakter tokohnya juga dilukiskan begitu jelas hingga mampu mempengaruhi psikologi para pembaca.
Kisah Nabi Sulaiman dalam Al-Quran ini mengisahkan hubungan Sulaiman dengan semut, burung hud-hud dan juga Ratu Balqis. Format utama kisah ini berbentuk kutipan dan dialog. Setiap penggalan kisahnya bergerak dalam alur maju sementara detail ceritanya terungkap dalam kedalaman hati pembaca.
Kisah itu dimulai dengan cerita bala tentara Nabi Sulaiman yang terdiri atas jin, manusia, dan burung-burung. Fragmen pertama kisah ini dinyatakan dalam surat An-Naml ayat 17-19: "Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari". Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Fragmen lainnya mengisahkan tentang kisah seekor burung bernama Hud-hud yang memperkenalkan Nabi Sulaiman tentang seorang raja perempuan bernama Balqis. Kisah ini disebutkan dalam surat An-Naml ayat 20-21: "Dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat hud-hud[1093], Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
Kisah itu lantas dilanjutkan dalam dua ayat berikutnya, 22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita[1095] yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk". (QS. An-Naml: 22-24)
Kisah itu kemudian berlanjut dengan keraguan Nabi Sulaiman as soal cerita Hud-hud. Beliaupun lantas mengirim surat kepada Balqis dan meminta Hud-hud untuk mencari tahu bagaimana reaksi raja perempuan itu.
Balqis pun lantas membacakan surat dari Nabi Sulaiman itu kepada para pembesar di negerinya untuk meminta pandangan mereka. Namun mereka pun menyerahkan putusan akhir kepada Balqis. Dan akhirnya ia memutuskan untuk memberikan hadiah yang sangat mahal kepada Nabi Sulaiman untuk mengambil hati beliau supaya mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Saba. Nabi Sulaiman pun lantas memperlihatkan kekuatannya dengan begitu menakjubkan hingga Ratu Balqis dan rakyatnya menerima kepemimpinan Nabi Sulaiman dan memeluk agama tauhid.
Guna menelaah lebih jauh kisah Nabi Sulaiman ini, pertama kami akan ungkap anasir sastrawi dua cuplikan kisah tadi. Kedua cerita itu mengusung tokoh-tokoh selain manusia seperti semut dan burung hud-hud. Keduanya berbicara dengan Nabi Sulaiman sebagai tokoh utama. Kisah itu juga menunjukkan kemampuan ajaib Nabi Sulaiman dalam memahami dan berbicara dengan bahasa binatang. Kisah itu juga dimulai dengan gambaran tentang kebesaran bala tentara Nabi Sulaiman yang terdiri dari manusia, jin, dan burung-burung. Di sini, Al-Quran mengisahkan cerita itu dengan rangkaian kata dan penggunaan majas yang begitu apik. Kendati kisah itu disuguhkan dengan gaya cerita dan bertutur yang minimalis namun mampu menciptakan imajinasi yang begitu kaya di benak pembaca.
Cerita-cerita modern juga kerap menggunakan majas atau kiasan untuk memantik daya khayal pembaca semaksimal mungkin. Karena itu, pilihan dan penempatan rangkaian kata harus tertata sedemikian hingga mampu menyuguhkan kisah yang memukau.
Ada banyak peristiwa menarik dalam kisah Nabi Sulaiman as seperti pencarian untuk menemukan hud-hud, kepemimpinan seorang perempuan atas sebuah negeri, cerita mengenai keindahan dan keagungan tahta ratu Balqis, pengakuan hud-hud tentang suatu perkara yang hingga kini belum diketahui Nabi Sulaiman, peristiwa kedatangan ratu Balqis ke istana Nabi Sulaiman dan ketakjubannya atas keindahan istana sang utusan ilahi itu.
Kisah Nabi Sulaiman ini juga berhasil mengemas unsur "keterkejutan" sedemikian apiknya dalam alur ceritanya. Sebagaimana tampak pada saat Balqis melihat tahta kerajaannya telah dipindahkan ke istana Nabi Sulaiman dan kekagumannya terhadap keindahan dan keajaiban istana nabi. Di sisi lain, kisah ini juga mampu memainkan unsur "penantian" dengan sangat cerdas sehingga pembaca terus merasa tertarik untuk mengetahui kelanjutan cerita. Selain itu, kendati kisah ini memiliki format cerita yang sangat memukau namun kisah tersebut juga mengandung pelajaran yang sangat luhur dan menyampaikannya kepada pembaca secara tidak langsung. (IRIB)

BAHAN KHUTBAH - BAHAYA TALAK

Kata Thalak adalah sebuah kata yang dapat menghancurkan keluarga, oleh karena itu Alloh membencinya, meskipun talak itu halal Kata talak t...