إن الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِل لَهُ وَمَنْ يضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَن سَيِّدَنَا مُحَمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبيّ بَعْدَهُ، اللهُم فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
أَمّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَن اتّقَى…
قَالَ اللهُ تَعَالَى :“يَآأَيّهَا الّذِيْنَ ءَامَنُوا اتّقُوا اللهَ حَق تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مسْلِمُونَ”.
marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Bahwasannya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan seorang yang lainnya kecuali taqwanya. Maka alangkah bahagia dan beruntungnya orang yang termasuk dalam golongan muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan maqam yang mulia di sisi Ilahi.Baru saja kita memasuki bulan Muharram di tahun 1435 Hijriyah, tahun baru Islam ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perintiwa hijrah yang sarat dengan makna dan pelajaran bagi umat Islam. Dan Sejarah telah mencatat bahwa Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yang pertama kali menetapkan penanggalan hijriyah atas usul imam ALI .
Secara bahasa hijrah artinya meninggalkan suatu tempat. Menurut Ar Raghib al Ashfahany, hijrah berarti keluar dari darul kufur, yakni wilayah yg tidak menerapkan hukum-hukum Islam, menuju darul iman (yakni wilayah yg menerapkan seluruh hukum Islam)[1]. Hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah merupakan peristiwa penting yang mengubah wajah umat Islam saat itu. Umat yang awalnya tertindas & teraniaya di Makkah selama 13 tahun, setelah hijrah ke Madinah dan berhasil menegakkan tatanan masyarakat yang islamy dalam sebuah negara, berubah menjadi umat yang mulia, kuat dan disegani. Oleh karena itu tatkala mendiskusikan tentang penanggalan Islam, Umar bin Khaththab ra. menyatakan:
بل نؤرخ لمهاجرة رسول الله، فإن مهاجرته فرق بين الحق والباطل
Bahkan kita akan menghitung penanggalan berdasarkan hijrahnya Rasulullah, sesungguhnya Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Dengan Dipakainya kalender hijriyah dimaksudkan agar umat islam senantiasa bisa mengambil ibroh atau pelajaran akan makna hijrah
Setelah menetap dimadinah Nabi Muhammad SAW mulai mengatur strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan
Hal pertama yang dilakukan Rasulullah begitu beliau menginjakkan kaki di kota Madinah adalah mendirikan masjid. Masjid ini tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah ritual melainkan juga sebagai pusat segala aktifitas masyarakat Islam, baik dalam bidang spiritual maupun keduniaan. Di dalam lingkungan masjid inilah masyarakat Madinah menimba berbagai ilmu pengetahuan. Mulai ilmu pengetahuan keagamaan hingga ilmu pengetahuan umum.
Hal Kedua yang dilakukan Nabi ialah dengan mempersaudarakan, mempertalikan hubungan kekeluargaan atara penduduk Madinah dengan orang-orang yang ikut hijrah dari Makah.
Hal Ketiga yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ialah mengadakan perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslim dengan orang-orang selain muslim.
Dalam kesempatan khutbah ini kami ingin menekankan betapa pentingnya persaudaraan antar umat islam. Bahwa Ajaran Islam mendorong persatuan dan solidaritas di antara kaum Muslimin tanpa memandang perbedaan ras, etnis, bahasa dan mazhab
untuk mengikat pengikut Islam yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar.
Sedangkan imam Ali bin Abi Thalib dipilih untuk menjadi
saudara Baginda Nabi sendiri. Selanjutnya setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan
dengan kaum Anshar dan persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung
sendiri. Kaum Muhajirin dalam penghidupan ada yang mencari nafkah dengan
berdagang dan ada pula yang bertani mengerjakan lahan milik kaum Anshar. Orang
Anshor lebih mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri
“Tak seorang pun Muhajir yang menetap di rumah seorang
Anshar melainkan dengan undian.”
Begitulah, sehingga Allah berkenan mengabadikan keluhuran
budi kaum Anshar itu dalam Al-Qur’an agar dikenang oleh manusia sepanjang
zaman. Hingga kini keluhuran itu masih tampak bersinar terang di permukaan
wajah zaman. Tentang kaum Anshar Allah berfirman,
وَ الَّذينَ تَبَوَّؤُا الدَّارَ
وَ الْإيمانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هاجَرَ إِلَيْهِمْ وَ لا يَجِدُونَ في
صُدُورِهِمْ حاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَ يُؤْثِرُونَ عَلى أَنْفُسِهِمْ وَ لَوْ كانَ
بِهِمْ خَصاصَةٌ وَ مَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai
orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin);
dan mereka mengutamakan mereka (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
وَ الَّذينَ جاؤُ مِنْ بَعْدِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنا وَ لِإِخْوانِنَا الَّذينَ سَبَقُونا بِالْإيمانِ وَ لا تَجْعَلْ في قُلُوبِنا
غِلاًّ لِلَّذينَ آمَنُوا رَبَّنا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَحيمٌ
Dan (pula) orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka
itu berkata; "Ya Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudarasaudara kami yang
telah mendahului kami dengan iman dan janganlah Engkau jadikan di dalam hati
kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman; Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau
adalah Maha Penyantun, Maha Penyayang.
Begitulah putera-putera Islam selanjutnya menapaki tangga
keluhuran khususnya generasi pertama yang jiwa-jiwa mereka dipenuhi oleh rasa
persaudaraan imani. Pada mereka tak ada perbedaan antara Muhajir dan Anshar,
tak ada jarak antara orang Mekkah dengan orang Yaman.
Pada
hari ketika matahari risalah kenabian bersinar di langit Ka'bah, tidak ada yang
mengira bahwa utusan Allah ini memberikan pelajaran dan hikmah melimpah untuk
umat manusia yang tenggelam dalam kejahilan. Muhammad al-Amin Saw, dengan bekal
keimanan, kesucian dan kemuliaan, menunjukkan jalan hidayah kepada umat dan
dengan menyeru tauhid, beliau menyingkap ruh spiritualitas untuk hati-hati
manusia yang haus akan hakikat. Rasulullah Saw dengan penuh ketelitian memegang
kendali kepemimpinan umat Islam dan dengan slogan solidaritas, beliau mengubah
perpecahan antara umat manusia menjadi persatuan dan persaudaraan. Kaum Muhajir
dan Anshar saling bersaudara. Karat-karat dendam jahiliyah telah dibersihkan
dari hati mereka. Rasulullah Saw adalah rahmat untuk menjaga dan mengokohkan
persatuan. Inilah pesan wahyu Rasulullah Saw untuk seluruh umat Islam:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ
مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu adalah bersaudara.”,
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ
وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
وكونوا عباد
الله إخوانا ، المسلم أخو المسلم ، لا يظلمه ولا يخذله ولا يحقره ،
“Jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”
Begitulah generasi Islam pertama -semoga keridhaan Allah
atas mereka- dalam memahami makna
persaudaraan dan kekeluargaan dalam Islam yang agung ini. Iman dalam dada telah
menumbuhkan rasa cinta, kedekatan, dan persaudaraan yang paling luhur dan abadi
di antara mereka. Mereka ibarat satu tubuh, satu hati, dan satu tangan. Dan
inilah karunia Allah yang selalu diingat-ingatkan kepada mereka oleh-Nya pada
surat Al-Anfal ayat 63
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
dan Alloh Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
Bila anda membaca
Al-Qur’an, Sunah Rasul yang agung, dan sejarah para leluhur dari putera-putera
terbaik agama ini, niscaya akan kita temukan semua sifat-sifat mulia yang dapat menyejukkan mata dan menenteramkan
telinga dan hati kita.
Sebagai
akhir khutbah ini kami tekankankan sekali lagi Bahwa Ajaran Islam mendorong persatuan dan solidaritas di
antara kaum Muslimin tanpa memandang perbedaan ras, etnis, bahasa dan mazhab. bukan malah sebaliknya suka
mengkafirkaan, menuduh sesat yang diluar kelompoknya, suka membidahkan sesama
muslim.
Kita menyembah Alloh Tuhan
Yang Maha Esa dan secara bersamaan menyuarakan kalimat Tauhid
"La Ilaha Illa Allah" kita
mempercayai risalah Nabi Muhammad Saw serta meyakini bahwa Islam adalah agama
penutup. kita meyakini al-Quran sebagai kitab suci langit
yang menjadi pedoman bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Kita menunaikan salat ke arah kiblat yang sama dan
melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekah serta menjadikan Idul Kurban
sebagai hari raya umat Islam. Selain itu, umat Islam juga mencintai keluarga
Rasulullah Saw dan menghormatinya. Inilah Landasan kita dalam berukhuwwah . siapapun dia dan apapun
madzhabnya jika menyakini kebenaran hal2 tsb . berarti adalah saudara kita
seagama .
dan cukuplah semua itu untuk merajut dan menyambungkan
hati-hati kita umat Islam dan menggugah perasaan persaudaraan. Dengan tujuan
dan perasaan yang sama itu, umat Islam dapat menciptakan persatuan dan
solidaritas, dan menjamin kepentingan-kepentingan bersama.
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا
لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ – إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ
ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي
الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ
مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا- بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ
الْعَظِيم، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحَْكِيْم
اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمَْ – لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar